PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS V SDN 3 KARANG BONGKOT
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak
yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD) yang
merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru Sekolah Dasar (SD) adalah orang yang
paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang
dapat bersaing dijaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru Sekolah Dasar (SD) dalam setiap pembelajaran selalu
menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan
siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan
dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan
keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih
sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap
pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan
guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model
pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru,
dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis KTSP yang mulai
diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung
mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat
langsung dalam pembelajaran IPA. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi
memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai
dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan
universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan
melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to
live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai
dengan rancanganpembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan,
karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia.
Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas,
tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan,
sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari
hasil belajar IPA siswa kelas 5 di Sekolah Dasar (SD) N 3 Karang Bongkot yang
dipaparkan pada tabel berikut.
Tabel 1
Nilai rapor untuk mata pelajaran IPA Kelas V Tahun Ajaran 2012/2013 sampai dengan 2013/2014 Selokah Dasar (SD) 3 Karang Bongkot
Tahun
Ajaran
|
Nilai
Tertinggi
|
Nilai
Terendah
|
Nilai
Rata-Rata
|
KKM
|
2011/2012
|
7,36
|
3,42
|
5,39
|
70
|
2012/2013
|
6,92
|
4,08
|
5,00
|
65
|
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar
(SD)N 3 Karang Bongkot menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja
belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.
Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu
guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab
ketidak berhasilan siswa dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan
profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penerapan model pembelajaran interaktif
menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan peneliti dengan berkolaborasi dengan guru-guru Sekolah Dasar
(SD) di Sekolah Dasar kolaborasi ini, diharapkan kemampuan profesional guru
dalam merancang model pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menerapkan
model pembelajaran yang lebih bervariatif. Disamping itu kolaborasi ini dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah
dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas
pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa.
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian
menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,
1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas,
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur
sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk
mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan
menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan
pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai
pusatnya (Harlen, 1992:48-50).
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa
belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba
menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan
observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi
kritis dan aktif belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas V semester 1 di SDN 3 karang bongkot dengan menggunakan model
pembelajaran interaktif.
B. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHAN MASALAH
1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah penerapan model
pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
3 Karang Bongkot Tahun 2013/2014 ?
2.
Cara Pemecahan Masalah
Masalah kurangnya hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 karang bongkot
disebabkan belum efektifnya pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran
interaktif,akan dipecahkan dengan :
a. Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan model pembelajaran interaktif.
b. Menggunakan media yang
menarik bagi siswa.
c. Melaksanakan kegiatan
sesuai dengan RPP pembelajaran interaktif yang telah didesain.
d. Mendesain dan menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran
khususnya peningkatan hasil belajar IPA siswa.
C.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini
adalah menerapkan model pembelajaran interaktif untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot tahun 2013/2014.
D.
MANFAAT PENELITIAN
Bagi siswa pembelajaran interaktif memberikan pengalaman baru dan
diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa
memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan
potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh
siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat
memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara
fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
profesional, dan pembelajaran interaktif menjadi alternatif pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi
siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan
kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model
pembelajaran interaktif yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya
dalam pembelajaran IPA.
Dengan
penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran
pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran
lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu
penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui
PTK.Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan
dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi
belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru
dengan kepala sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. TEORI YANG RELEVAN
1. Variabel Harapan
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Ada tiga ranah
(domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar
merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input)
berbagai masukan yang berupa informasi dan merupakan fungsi dari
masukan pribadi dan masukan yang berasal dari lingkungan (Hutabarat,EP, 1988:
25).
Hasil belajar
adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak. Menurut Nana Sudjana dalam
bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar mendefinisikan, “Hasil Belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.”R. Gagne mengemukakan bahwa hasil belajar harus didasarkan pada
pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon dan hasil belajar
bersyarat (Sudjana,1989:213 ).
Sebagai pertanda
bahwa seseorang telah melakukan proses belajara adalah terjadinya perubahan
perilaku tersebut misalnya dapat berupa; dan tidak tahu sama sekali menjadi
samar-samar, dan kurang mengerti menjadi mengerti, dan tidak biasa menjadi
terampil dan anak pembangkang menjadi penurut, dan pembohong menjadi jujur, dan
kurang takwa menjadi takwa,dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
proses pembelajaran diri sendiri dan pengaruh lingkungan, baik perubahan
kognitif, afektif maupun psikomotor dalam diri siswa.
Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar, (Slameto.
2003:20), yaitu:
Faktor Internal dan
Fakter internal meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis (Kecerdasan Intelegensi siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat)
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa meliputi faktor lingkungan sosial (lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat) dan lingkungaan non social (lingkungan alamiah, lingkungan
instrumental, dan faktor materi pelajaran).
b.
Teori Alat Peraga
Media pengajaran
sebagai perantara dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan dari pelaksanaan
pendidikan disekolah. Media pengajaran harus yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran,perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaaan media
secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan
dapat meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media pengajaran
yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu alat peraga.Alat peraga
adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep prinsip
atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit.Tanpa alat sukar rasanya
dipercaya untur tercapainya tujuan yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan.
Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan
alat material. Alat nonmaterial berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan
sebagainya. Sedangkan alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe,
papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan,
slide, video dan sebagainya.
c. Pengertian model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran
interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan guru pada
saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan
situasi interaktif yang edukatif, yakni
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber
pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
d. Syarat model pembelajaran interaktif (Ahmad Sabari 2005;52)
-
Dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah
belajar siswa.
-
Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut
-
Dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan
-
Dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa
-
Dapat mendidik siswa dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
-
Dapat menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai
dan sikap siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Hal ini
dapat dilihat dari beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut : menurut
Muhibbin Syah (2004: 92) menjelaskan bahwa belajar ditinjau secara
sinstitusional adalah proses validitasi atau pengabsahan terhadap penguasaan
siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Sedangkan belajar ditinjau
dari kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta
cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 85)
menjelaskan belajar sebagai berikut :
a.
Belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku
yang lebih baik
b.
Belajar merupakan perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c.
Untuk dapat disebut belajar maka
perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu
periode waktu yang cukup panjang.
d.
Tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.
Pengertian belajar juga diungkapkan oleh
Slameto ( 2003 : 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Pendapat lain tentang belajar dijelaskan Winkel ( 2005 :
59 ) yaitu “ Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam
interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas ” .
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi
pengetahuan, nilai, sikap serta ketrampilan sebagai hasil pengalaman, latihan
dan interaksi dengan lingkungannya.
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal
tergantung pada penggunaan teori belajar yang baik pula. Teori belajar
secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan : 1). Teori belajar
menurut ilmu jiwa daya. 2). Teori belajar menurut teori asosiasi dan 3). Teori
belajar menurut ilmu jiwa gestalt (Slameto, 2002: 9)
Menurut Zainal Arifin (1990: 2-3), Kata “prestasi”
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian di dalam Bahasa Indonesia
menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Kata prestasi banyak digunakan
dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan
pendidikan. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang cukup
signifikan. Dalam proses pembelajaran berhasil tidaknya proses pembelajaran
selalu diukur dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Muhibbin Syah (2004:
118) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar
menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”. Sedangkan dalam
kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil
usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu
kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk, 1995: 768). Pendapat lain
dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990: 3) “Prestasi belajar adalah kemampuan,
keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.
Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan
belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang
tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi adapula
yang memiliki prestasi belajar yang rendah.
Dalam memperoleh prestasi belajar yang hendak
dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
Muhibbin Syah (2004: 132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal, dan 3)
Faktor Pendekatan Belajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari
hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru. Dalam melaksanakan penilaiannya
seorang guru dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Hal ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
Langkah-langkah Pembelajaran model interaktif tipe examples non examples
1.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran
2.
Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui OHP
3.
Guru member petunjuk dan emmberi kesempatan pada
siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar
4.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil
diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya
6.
Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan.:
2. Variabel Tindakan
Seperti yang tercantum dalam GBPP
SD (1994 : 125) menjelaskan bahwa “Ilmu pengetahuan alam merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian”.Sedangkan menurut
Ensiklopedi Indonesia (1981 : 1382) dijelaskan; Ilmu-ilmu alam (realita dari
bahasa latin realis) artinya nyata adalah Ilmu
Pengetahuan alam yang bertujuan merumuskan paham-paham dan hukum-hukum alam
serta menciptakan teori-teori secara sistematis berdasarkan paham-paham dan
hukum-hukum alam dibedakan antara lain Ilmu Alam yang menyelidiki alam bernyawa meliputi ilmu-ilmu alam yang berpokok pada ilmu
hayat (biologi) dan ilmu alam yang menyelidiki alam yang tidak bernyawa
meliputi ilmu fisika ,ilmu kimia dan ilmu bintang.
Dalam internet dijelaskan science adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalaui belajar dan latihan.Kata science dapat
diartikan sebuah sistem untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.<http://www.sience made simple.rom/20006).
Ruang Lingkup IPA yang
Diajarkan Dalam Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mencoba pembelajaran
dengan penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada materi IPA Kelas V
semester I yaitu mengenai cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya .
Materi ini dipilih karena jika hanya disajikan dengan media gambar ataupun
model biasa kurang menarik anak, akan lebih bagus jika disajikan menggunakan Model
Pembelajaran Interaktif.
Dalam buku Sains Kelas V Handayani (2002:100)
penyesuain diri mahluk hidup terhadap lingkungannya merupakan proses hewan untuk memperoleh
makanan,melindungi diri,dan kelangsungan hidupnya.
Di dalam mempelajari IPA ada berbagai cara atau
metode seperti yang tercantum dalam buku metodik khusus pengajaran IPA di
Sekolah Dasar (1996 : 7) yakni : 1) Metode Ceramah; 2) Metode Demonstrasi; 3)
Metode Diskusi; 4) Metode tanya jawab; 5) Metode Pemberian Tugas
Cara Mengukur Prestasi Belajar
IPA
Pengertian evaluasi atau penilaian seperti
tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian (1990 : 31) bahwa
“Penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh, tentang proses belajar mengajar yang telah dicapai oleh siswa melalui
kegiatan belajar mengajar”. Dari pengertian tentang penilaian tersebut,
diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap pelajaran
yang telah diberikan oleh guru serta akan dapat diketahui letak kesulitan yang
akan dicapai anak dalam belajar. Ini meliputi bidang-bidang kognitif, efektif,
dan psikomotorik yang dilakukan secara terus menerus”.
`Menurut Syamsu Yusuf (2002: 35) lingkungan adalah
keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang
mempengaruhi atau dipengearuhi perkembangan siswa. Sedangkan menurut Ngalim
Purwanto (2004 : 28).lingkungan adalah semua kondisi–kondisi dalam dunia ini
yang dalamn cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes. Sehingga lingkungan adalah keseluruhan
kondisi yang ada di sekitar manusia yang dapat dipengaruhi atau
mempengaruhi perkembangan siswa dalam mencapai tugas perkembangan dan
pertumbuhannya.
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 28 - 29) membagi
lingkungan menjadi 3 bagian yaitu. 1) Lingkungan alam / luar (external or
physical environment). 2) Lingkungan dalam ( internal environment). 3)
Lingkungan sosial / masyarakat (social environment)
Adapun menurut Anggani Sudono (2000: 81- 94) jenis
objek baik hidup maupun benda mati di lingkungan alam kita yang dapat dimanfaat
sebagai sumber belajar antara lain : 1. Tanah pasir dan daun; 2. Tanaman –
tanaman Bumbu Dapur; 3. Tanaman Palawija; 4. Tanaman Padi dan 5.
Pepohonan;6.hewan;7.manusia
B. KERANGKA BERPIKIR
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa anggapan
dasar/kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Lingkungan alam merupakan segala
sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia seperti rumah,
tumbuhan – tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya yang dapat digunakan
untuk kepentingan hidup manusia.
2.
Sumber belajar adalah sarana yang
memuat bahan-bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola
materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar - mengajar mencapai hasil yang
optimal, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya sumber belajar dapat dimanfaatkan
sebagai: (a) pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pengajarnya,
(b) penyaji sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, maupun dibawa ke
kelas, maka diganti dengan model, denah, sketsa, foto, film dan lain-lain; (c)
penambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas; (d) pemberi
informasi yang akurat dan yang terbaru; (e) pembantu memecahkan masalah
pendidikan dan pembelajaran; (f) perangsang motivasi siswa dalam belajar dan
perangsang siswa untuk berpikir, dan dapat berkembang lebih baik
Ketersediaan sumber belajar dari lingkungan alam
sekitar akan dapat membantu pengembangan kemampuan bercerita anak dalam
menjalani tugas perkembangannya demi menjadi manusia yang dapat menyelesaikan
tugas perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak
membutuhkan sarana atau sumber belajar untuk menunjang kegiatan belajarnya.
C.
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan landasan teori dan pengertian
hipotesis di atas serta kerangka pemikiran maka dalam penelitian ini
penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: jika Penerapan model
pembelajaran interaktif dilaksanakan secara maksimal maka hasil belajar siswa
kelas V SDN 3 Karang Bongkot Kabupaten lombok barat tahun
pelajaran 2013/2014 meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
1. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karang Bongkot Kabupaten
Labuapi.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2013-2014 yakni pada bulan Oktober 2013,
B. SUBJEK DAN OBSERVER PENELITIAN.
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi Subjek tindakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 3 Karang bongkot Kecamatan
Labuapi. tahun pelajaran
2013/2014. Jumlah siswa yang diteliti ada 23 siswa. Adapun dari 23 siswa
terdiri 17 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
2.
Observer Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan 1 Observer yaitu Pak H. Tarmizi, S.Pdi. sebagai observer
aktivitas siswa dan aktivitas guru.
C.
FAKTOR YANG DITELITI
Untuk menjawab permasalahan
peneliti tindakan kelas,ada beberapa faktor yang diteliti :
1.
faktor guru; mengetahui
cara penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan pembelajaran model
interaktif
2.
faktor siswa mengamati aktivitas pelaksanaan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran interaktif. Peningkatan hasil belajar ini meliputi aspek :
a.
Motivasi.
b.
Kebersamaan.
c.
Pemecahan Masalah
d.
Menyimpulkan.
D.
VARIABEL PENELITIAN
1.
Devinisi
operasional variabel harapan
Variabel
harapan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA. Dalam hal ini, hasil
belajar yang dimaksud adalah kemampuan bertanya pada siswa sehingga apa yang
ingin disampaikan dapat di pahami dan diterima dengan baik, yang ditandai
dengan kemampuan kelancaran , pelafalan, intonasi, gerak tubuh, dan keberanian
bertanya
E.
RANCANGAN DAN LANGKAH –LANGKAH PENELITIAN
Penelitian
tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus berisi
tentang; (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Observasi (4) Evaluasi dan (5)
Refleksi ,seperti yang digambarkan oleh Hopkins (dalam Rahim, 2013) sebagai
berikut:
Gambar I. Penelitian
Tindakan Kelas
|
|
.
|
|
|
|||||||
|
|||||||
Dalam model
penelitian tindakan kelas, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan
perencanaan tindakan yang meliputi pembuatan skenario pembelajaran, lembar
observasi, menyiapkan media. Kemudian langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
tindakan. Pada tahap pelaksaanaan tindakan, di dalamnya dilakukan pengamatan
(observasi) yaitu mengobservasi aktifitas mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan pada tahap
perencanaan. Selanjutnya melakukan analisis dan refleksi tindakan apakah sudah
sesuai dengan perencanaan atau tidak. Apabila model yang digunakan telah
berhasil, dapat langsung ditarik kesimpulan. Akan tetapi, apabila model yang
digunakan masih perlu perbaikan maka dilakukan rencana selanjutnya, demikian
terus berulang sampai model yang digunakan benar-benar berhasil.
Adapun rincian pertemuan dan materi dari masing-masing siklus dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Rincian materi dan pertemuan tiap siklus.
No
|
Siklus
|
Pertemuan
|
Materi
|
Waktu
|
|
1
|
I
|
I
|
Mengamati cara penyusaian hewan untuk memperoleh
makanan
|
3 x 35 menit
|
|
II
|
Mengamati cara penyusaian hewan untuk melindungi diri
dari musuh.
|
3 x 35 menit
|
|||
III
|
Evaluasi
|
2 x 35 Menit
|
|||
2
|
II
|
I
|
Mengamati cara penyusaian hewan untuk memperoleh
makanan
|
3 x 35 menit
|
|
II
|
Mengamati cara penyusaian hewan untuk melindungi diri
dari musuh.
|
3 x 35 menit
|
|||
III
|
Evaluasi
|
2 x 35 Menit
|
|||
1.
Perencanaan
Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a.
Menyusun RPP sesuai
dengan Model pembelajaran Imteraktif IPA.
b.
Menyediakan alat
peraga untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.
c.
Menyiapkan lembar
observasi guru
d.
Menyiapkan lembar
observasi aktivitas siswa.
e.
Merancang instrumen
evaluasi pembelajaran
2.
Pelaksanaan
Jenis
kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran ini adalah melaksanakan
rencana yang telah disiapkan/disusun pada tahap perencanaan.Adapun
tahapan-tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:
a.
Pandahuluan
1)
Menyampaikan tujuan
pembelajaran,
2)
Memberikan motivasi,
3)
Guru memberikan
apersepsi sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
4)
Guru membentuk
kelompok terdiri dari 5 orang yang memiliki kemampuan heterogen serta jenis
kelamin yang berbeda.
b.
Pengembangan
1)
Guru memberikan
soal atau permasalahan lalu siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara
dari permasalahan tersebut.
2)
Guru membagikan LKS
berbasis model interaktif kepada setiap kelompok lalu siswa pada masing –masing
kelompok diminta untuk mendiskusikan konsep/hubungan yang akan dipelajari.
3)
Guru memberikan
kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk berpendapat dan memecahkan
masalah sambil membimbing dan mengawasi jalannya diskusi.
4)
Guru memberikan kesempatan
kepada masing-masing kelompok untuk mengemukakan hasil kerja kelompok mereka di
depan kelas dan mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapinya.
5)
Guru memberikan
evaluasi guna menyamakan persepsi siswa lalu guru memberikan nilai dari hasil
kerja kelompok siswa.
c.
Penerapan
1)
Guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam
kelompok.
2)
Guru merefleksi
jawaban soal yang telah dikerjakan.
3)
Guru membumbing
siswa untuk memperbaiki jawaban yang salah.
4)
Guru memberikan
tugas yang akan dikerjakan secara individu untuk melihat daya serap
perseorangan siswa.
d.
Penutup
1)
Guru menympulkan
materi yang sudah dipelajari.
2)
Guru memberikan
gambaran tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3)
Observasi
a)
Oserver mengamati
pelaksanaan model pembelajaran IPA interaktif oleh guru.
b)
Guru mengamati
kegiatan siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif IPA.
3.
Evaluasi
Evaluasi hasil belajar siswa
dilakukan pada setiap siklus dengan memberikan tes tertulis.
4.
Refleksi
a.
Teman sejawat
(Observer) menyampaikan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran interaktif IPA.
b.
Tanya jawab seputar
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif IPA dan
peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran .
c.
Merekomendasi
hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.
F.
Metode Pengumpulan Data
1.
Sumber Data
Yang terjadi
sumber data pada penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas V
semester ganjil SDN 3 Karang Bongkot Tahun Pelajaran 2013-2014.
2.
Jenis Data
Adapun jenis
data yang dikumpulkan pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a.
Data hasil
observasi aktivitas siswa
b.
Data hasil
observasi aktivitas guru
c.
Data hasil evaluasi
belajar siswa
G.
Instrumen Pengumpulan Data
1.
Data pelaksanaan
pembelajaran yang diambil dari lembar observasi guru yang dilakukan oleh teman
sejawat (observer)
2.
Data dari siswa
Kemampuan aktivitas belajar
siswa yang diambil dari hasil observasi dan hasil kerja siswa yang diambil dari
lembar kerja siswa (LKS) pada proses pembelajaran.
3.
Hasil belajar siswa
yang diambil dari nilai tes evaluasi pada setiap akhir siklus.
H.
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis hasil penelitian
dilakukan melalui analisis. Deskriptif kualitatif melalui pendataan, analisis,
dan pembahasan terhadap data yang diperoleh dengan mencocokan tingkat
keoptimalan terhadap capaian indikator kinerja yang ada.
1.
Data kualitatif
a.
Data hasil belajar
Siswa
1)
Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara
sebagai berikut:
Menentukan skor
hasil belajar siswa secara klasikal dilakukan dengan menilai setiap deskriptor
dari setiap indikatornya.setiap deskriptor pada penelitian ini pemberian
skornya mengikuti aturan sebagai berikut:
a.
Skor 1diberikan
jika x ≤ 25%
b.
Skor 2 diberikan
jika 25% < X ≤ 50%
c.
Skor 3 diberikan
jika 50% < X ≤ 75%
d.
Skor 4 diberikan
jika X > 75%
e.
Dimana X = Prosentase
siswa yang tampak menurut deskriptor (Nurkancana,1990)
Menentukan
skor maksimal ideal (SMI)
Banyaknya
indikator = 6
Skor maksimal
setiap indikator = 4
Skor maksimal
ideal (SMI) = 6 x 4 = 24
Skor minimal
indikator = 6
2)
Analisis data
aktivitas belajar siswa menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi
Ideal)
MI = ½ x (Skor
maksimal + Skor Minimal)
MI = ½ x (24+6)
= 1/2 x 30 = 15
SDI = 1/3 x MI
= 1/3 x 15 = 3
Tabel 3.2 kriteria
untuk menentukan aktifitas siswa berdasarkan skor standar.
Konversi
|
Interval skor
|
Kategori
|
|
19,6 -
....
|
Sangat aktif
|
MI + 1,5 SDI
|
16,6 -
19,5
|
Aktif
|
MI + 0,5 SDI
|
13,6 - 16,5
|
Cukup aktif
|
MI-0,5 SDI
|
10,6 -
13,5
|
Kurang aktif
|
MI-1,5 SDI
|
0 -
10,5
|
Sangat kurang aktif
|
b.
Data aktifitas guru
1)
Indikator prilaku
guru pada penelitian ini penilaian nya mengikuti aturan berikut:
a)
Skor 4 diberikan
jika semua(3) deskriptor yang tampak
b)
Skor 3 diberikan
jika (2) deskriptir yang tampak
c)
Skor 2 diberikan
jika (1) deskriptor yang tampak
d)
Skor 1 diberikan
jika tidak ada deskriptor yang tampak
2)
Analisis dan
aktifitas guru menggunakan MI ( MEAN IDEAL) dan SDI (standar defiasi ideal)
MI = 1/2x(24+6) =1/2 x 30 =15
SDI = 1/3 x MI
=1/3 x 15 =3
TABEL 3 :Ktiteria untuk menentukan aktifitas guru berdasrkan skor standar.
Konversi
|
INTERVAL SKOR
|
KATAGORI
|
|
19,6 -
....
|
Sangat baik
|
MI+1,5 SDI
|
16,6
- 19,5
|
Baik
|
MI+0,5 SDI
|
13,6 -
16,5
|
Cukup baik
|
MI -0,5 SDI
|
10,6 - 13,5
|
Kurang baik
|
MI – 1,5 SDI
|
0 -
10,5
|
Sangat kurang
baik
|
2.
Data Kuantitatif
a.
ketuntasan individu
Ketuntasan belajar secara individu dikatakan tuntas
apabila siswa memperoleh nilai ≥ 65 dengan rumus:
b.
Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan pelajar belajar siswa secara
klasikal dianalisis dengan rumus:
Keterangan:
KB : Prosentase
Ketentuan Belajar
P : Banyak nya siswa yang memperoleh nilai ≥
65
N : Banyak nya siswa yang hadir
I.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dari
penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan
aktifitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot dengan ketentuan
sebagai berikut:
1.
Hasil belajar siswa
kelas V SDN 3 Karang Bongkot meningkat dan tercapai ketuntasan klasikal 85%
dari siswa yang mendapat nilai ≥ 65.
nb:jika sobat blogger ingin selengapnya silakan sobat blogger tinggalkan emailnya di kolom komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar