Jumat, 06 Desember 2013

CONTOH SKRIPSI PTK MODEL INTERAKTIF S1 PGSD





PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS V SDN 3 KARANG BONGKOT
TAHUN 2013/2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD) yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru Sekolah Dasar (SD) adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing dijaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru Sekolah Dasar (SD) dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis KTSP yang mulai diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran IPA. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancanganpembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas 5 di Sekolah Dasar (SD) N 3 Karang Bongkot yang dipaparkan pada tabel berikut.
Tabel 1 Nilai rapor untuk mata pelajaran IPA Kelas V Tahun Ajaran 2012/2013 sampai dengan 2013/2014 Selokah Dasar (SD) 3 Karang Bongkot
Tahun Ajaran
Nilai
Tertinggi
Nilai Terendah
Nilai
Rata-Rata
KKM
2011/2012
7,36
3,42
5,39
70
2012/2013
6,92
4,08
5,00
65
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)N 3 Karang Bongkot menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan siswa dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penerapan model pembelajaran interaktif menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan peneliti dengan berkolaborasi dengan guru-guru Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar kolaborasi ini, diharapkan kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif. Disamping itu kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa.
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50).
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis dan aktif belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V semester 1 di SDN 3 karang bongkot dengan menggunakan model pembelajaran interaktif.
B.       RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHAN MASALAH
1.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.        Bagaimanakah penerapan model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot Tahun 2013/2014 ?



2.         Cara Pemecahan Masalah
 Masalah kurangnya hasil  belajar IPA siswa kelas V SDN 3 karang bongkot disebabkan belum efektifnya pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran interaktif,akan dipecahkan dengan :
a.       Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran interaktif.
b.      Menggunakan media yang menarik bagi siswa.
c.       Melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP pembelajaran interaktif yang telah didesain.
d.      Mendesain dan menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran khususnya peningkatan hasil belajar IPA siswa.
C.      TUJUAN PENELITIAN
               Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran interaktif untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot tahun 2013/2014.
D.      MANFAAT PENELITIAN
Bagi siswa pembelajaran interaktif memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran interaktif menjadi alternatif pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran interaktif yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA.
Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.


BAB II
 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.      TEORI YANG RELEVAN
1.      Variabel Harapan
a.      Pengertian Hasil Belajar 
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input) berbagai masukan yang berupa informasi  dan  merupakan fungsi dari masukan pribadi dan masukan yang berasal dari lingkungan (Hutabarat,EP, 1988: 25). 
Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak. Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar mendefinisikan, “Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”R. Gagne mengemukakan bahwa hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon dan hasil belajar bersyarat (Sudjana,1989:213 ).
Sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajara adalah terjadinya perubahan perilaku tersebut misalnya dapat berupa; dan tidak tahu sama sekali menjadi samar-samar, dan kurang mengerti menjadi mengerti, dan tidak biasa menjadi terampil dan anak pembangkang menjadi penurut, dan pembohong menjadi jujur, dan kurang takwa menjadi takwa,dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran diri sendiri dan pengaruh lingkungan, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor dalam diri siswa.
Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar, (Slameto. 2003:20), yaitu:
Faktor Internal dan
Fakter internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis (Kecerdasan Intelegensi siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat)
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi faktor lingkungan sosial (lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat) dan lingkungaan non social (lingkungan alamiah, lingkungan instrumental, dan faktor materi pelajaran).
b.      Teori Alat Peraga
Media pengajaran sebagai perantara dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan dari pelaksanaan pendidikan disekolah. Media pengajaran harus yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media pengajaran yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu alat peraga.Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit.Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untur tercapainya tujuan yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat nonmaterial berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya. Sedangkan alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar,  diagram,   lukisan,  slide,  video dan sebagainya.
c.       Pengertian model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif,  yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
d.      Syarat model pembelajaran interaktif  (Ahmad Sabari 2005;52)
-   Dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar siswa.
-   Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut
-   Dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan
-   Dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
-   Dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
-   Dapat menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut :  menurut  Muhibbin Syah (2004: 92) menjelaskan bahwa belajar ditinjau secara sinstitusional adalah proses validitasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Sedangkan belajar ditinjau dari kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 85) menjelaskan belajar sebagai berikut :
a.         Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik
b.        Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c.         Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
d.        Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Pengertian belajar juga diungkapkan oleh  Slameto ( 2003 : 2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat lain tentang belajar dijelaskan Winkel ( 2005 : 59 ) yaitu “ Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas ” .
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap serta ketrampilan sebagai hasil pengalaman, latihan dan interaksi dengan lingkungannya.
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal tergantung pada penggunaan teori belajar yang baik  pula. Teori belajar secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan : 1). Teori belajar menurut ilmu jiwa daya. 2). Teori belajar menurut teori asosiasi dan 3). Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt (Slameto, 2002: 9)
Menurut Zainal Arifin (1990: 2-3), Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian di dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan.  Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang cukup signifikan. Dalam proses pembelajaran berhasil tidaknya proses pembelajaran selalu diukur dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Muhibbin Syah (2004: 118) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”. Sedangkan dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk, 1995: 768). Pendapat lain dikemukakan oleh Zainal Arifin (1990: 3) “Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.
Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi adapula yang memiliki prestasi belajar yang rendah.
Dalam memperoleh prestasi belajar yang hendak dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2004: 132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal, dan 3) Faktor Pendekatan Belajar.
 Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru. Dalam melaksanakan penilaiannya seorang guru dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Langkah-langkah Pembelajaran model interaktif tipe examples non examples
1.        Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.        Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.        Guru member petunjuk dan emmberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar
4.        Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.        Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.        Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.        Kesimpulan.:


2.      Variabel Tindakan
Seperti yang tercantum dalam GBPP SD (1994 : 125) menjelaskan bahwa “Ilmu pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian”.Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia (1981 : 1382) dijelaskan; Ilmu-ilmu alam (realita dari bahasa latin realis) artinya nyata adalah Ilmu Pengetahuan alam yang bertujuan merumuskan paham-paham dan hukum-hukum alam serta menciptakan teori-teori secara sistematis berdasarkan paham-paham dan hukum-hukum alam dibedakan antara lain Ilmu Alam yang menyelidiki alam bernyawa meliputi ilmu-ilmu alam yang berpokok pada ilmu hayat (biologi) dan ilmu alam yang menyelidiki alam yang tidak bernyawa meliputi ilmu fisika ,ilmu kimia dan ilmu bintang.
Dalam internet dijelaskan science adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalaui belajar dan latihan.Kata science dapat diartikan sebuah sistem untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.<http://www.sience made simple.rom/20006).





Ruang Lingkup  IPA yang Diajarkan Dalam Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mencoba pembelajaran dengan penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada  materi IPA Kelas V semester I yaitu mengenai cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya . Materi ini dipilih karena jika hanya disajikan dengan media gambar ataupun model biasa kurang menarik anak, akan lebih bagus jika disajikan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif.
Dalam buku Sains Kelas V Handayani (2002:100) penyesuain diri mahluk hidup terhadap lingkungannya  merupakan proses hewan untuk memperoleh makanan,melindungi diri,dan kelangsungan hidupnya.
Di dalam mempelajari IPA ada berbagai cara atau metode seperti yang tercantum dalam buku metodik khusus pengajaran IPA di Sekolah Dasar (1996 : 7) yakni : 1) Metode Ceramah; 2) Metode Demonstrasi; 3) Metode Diskusi; 4) Metode tanya jawab; 5) Metode Pemberian Tugas
Cara Mengukur Prestasi Belajar IPA
Pengertian evaluasi atau penilaian seperti tercantum dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian (1990 : 31) bahwa “Penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses belajar mengajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar”. Dari pengertian tentang penilaian tersebut, diharapkan dapat mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru serta akan dapat diketahui letak kesulitan yang akan dicapai anak dalam belajar. Ini meliputi bidang-bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik yang dilakukan secara terus menerus”.
`Menurut Syamsu Yusuf (2002: 35) lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengearuhi perkembangan siswa. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004 : 28).lingkungan adalah semua kondisi–kondisi dalam dunia ini yang dalamn cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.  Sehingga lingkungan adalah keseluruhan kondisi yang ada di sekitar  manusia yang dapat dipengaruhi atau mempengaruhi perkembangan siswa dalam mencapai tugas perkembangan dan pertumbuhannya.
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 28 - 29) membagi lingkungan menjadi 3 bagian yaitu. 1) Lingkungan alam / luar (external or physical environment). 2) Lingkungan dalam ( internal environment). 3) Lingkungan sosial / masyarakat (social environment)
Adapun menurut Anggani Sudono (2000: 81- 94) jenis objek baik hidup maupun benda mati di lingkungan alam kita yang dapat dimanfaat sebagai sumber belajar antara lain : 1. Tanah pasir dan daun; 2. Tanaman – tanaman Bumbu Dapur; 3. Tanaman Palawija; 4. Tanaman Padi dan  5. Pepohonan;6.hewan;7.manusia



B.       KERANGKA BERPIKIR
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa anggapan dasar/kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.         Lingkungan alam merupakan segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia  seperti rumah, tumbuhan – tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk kepentingan hidup manusia.
2.         Sumber belajar adalah sarana yang memuat bahan-bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar - mengajar mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya sumber belajar dapat dimanfaatkan sebagai: (a) pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pengajarnya, (b) penyaji sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, maupun dibawa ke kelas, maka diganti dengan model, denah, sketsa, foto, film dan lain-lain; (c) penambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas; (d) pemberi informasi yang akurat dan yang terbaru; (e) pembantu memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran; (f) perangsang motivasi siswa dalam belajar dan perangsang siswa untuk berpikir, dan dapat berkembang lebih baik
Ketersediaan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar akan dapat membantu pengembangan kemampuan bercerita anak dalam menjalani tugas perkembangannya demi menjadi manusia yang dapat menyelesaikan tugas perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika  belajar, anak membutuhkan sarana atau sumber belajar untuk menunjang kegiatan belajarnya.
C.      HIPOTESIS TINDAKAN
 Berdasarkan landasan teori dan pengertian hipotesis di atas serta  kerangka pemikiran maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: jika Penerapan model pembelajaran interaktif dilaksanakan secara maksimal maka hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot  Kabupaten lombok barat   tahun pelajaran 2013/2014 meningkat.


BAB III 
PELAKSANAAN  PENELITIAN

A.   SETTING PENELITIAN
1.    Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karang Bongkot Kabupaten Labuapi.
2.    Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 yakni pada bulan   Oktober 2013,
B.  SUBJEK DAN OBSERVER PENELITIAN.
1.    Subyek Penelitian
Yang menjadi Subjek tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah  seluruh siswa kelas V SD Negeri  3 Karang bongkot Kecamatan  Labuapi.    tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa yang diteliti ada 23 siswa. Adapun dari 23 siswa terdiri  17 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
2.         Observer Penelitian
Dalam penelitian ini   menggunakan 1 Observer yaitu  Pak H. Tarmizi, S.Pdi. sebagai observer aktivitas siswa dan aktivitas guru.





C.      FAKTOR YANG DITELITI
Untuk menjawab permasalahan peneliti tindakan kelas,ada beberapa faktor yang diteliti :
1.      faktor guru; mengetahui cara penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan pembelajaran model interaktif
2.       faktor siswa mengamati aktivitas pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil  belajar siswa dengan model pembelajaran interaktif. Peningkatan hasil belajar ini meliputi aspek :
a.         Motivasi.
b.         Kebersamaan.
c.         Pemecahan Masalah
d.        Menyimpulkan.
D.      VARIABEL PENELITIAN
1.      Devinisi operasional variabel harapan
Variabel harapan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA. Dalam hal ini, hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan bertanya pada siswa sehingga apa yang ingin disampaikan dapat di pahami dan diterima dengan baik, yang ditandai dengan kemampuan kelancaran , pelafalan, intonasi, gerak tubuh, dan keberanian bertanya


E.       RANCANGAN DAN LANGKAH –LANGKAH PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus berisi tentang; (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Observasi (4) Evaluasi dan (5) Refleksi ,seperti yang digambarkan oleh Hopkins (dalam Rahim, 2013) sebagai berikut:
Gambar I. Penelitian Tindakan Kelas
Siswa:
Hasil belajar IPA rendah
 
GURU :
Belum menggunakan model pembelajaran interaktif
 
Oval: KONDISI AWAL 
.
Siklus I
Model interaktif yang abstrak
 
 







Oval: TINDAKAN






 


Siklus II
Model interaktif yang kongkrit
 
                                      










Hasil belajar IPA meningkat
 

KONDISI AKHIR
 









 




Dalam model penelitian tindakan kelas, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perencanaan tindakan yang meliputi pembuatan skenario pembelajaran, lembar observasi, menyiapkan media. Kemudian langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksaanaan tindakan, di dalamnya dilakukan pengamatan (observasi) yaitu mengobservasi aktifitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan pada tahap perencanaan. Selanjutnya melakukan analisis dan refleksi tindakan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Apabila model yang digunakan telah berhasil, dapat langsung ditarik kesimpulan. Akan tetapi, apabila model yang digunakan masih perlu perbaikan maka dilakukan rencana selanjutnya, demikian terus berulang sampai model yang digunakan benar-benar berhasil.
     Adapun rincian pertemuan  dan materi dari masing-masing siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
          Tabel 3.1 Rincian materi dan pertemuan tiap siklus.

No
Siklus
Pertemuan
Materi
Waktu
1
I
I
Mengamati cara penyusaian hewan untuk memperoleh makanan
3 x 35 menit
II
Mengamati cara penyusaian hewan untuk melindungi diri dari musuh.
3 x 35 menit
III
Evaluasi
2 x 35 Menit
2
II
I
Mengamati cara penyusaian hewan untuk memperoleh makanan
3 x 35 menit
II
Mengamati cara penyusaian hewan untuk melindungi diri dari musuh.
3 x 35 menit
III
Evaluasi
2 x 35 Menit







1.      Perencanaan
Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a.         Menyusun RPP sesuai dengan Model pembelajaran Imteraktif IPA.
b.        Menyediakan alat peraga untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.
c.         Menyiapkan lembar observasi guru
d.        Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa.
e.         Merancang instrumen evaluasi pembelajaran
2.      Pelaksanaan
      Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran ini adalah melaksanakan rencana yang telah disiapkan/disusun pada tahap perencanaan.Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:
a.       Pandahuluan
1)      Menyampaikan tujuan pembelajaran,
2)      Memberikan motivasi,
3)      Guru memberikan apersepsi sesuai dengan materi yang akan dipelajari,
4)      Guru membentuk kelompok terdiri dari 5 orang yang memiliki kemampuan heterogen serta jenis kelamin yang berbeda.
b.      Pengembangan
1)      Guru memberikan soal atau permasalahan lalu siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara dari permasalahan tersebut.
2)      Guru membagikan LKS berbasis model interaktif kepada setiap kelompok lalu siswa pada masing –masing kelompok diminta untuk mendiskusikan konsep/hubungan yang akan dipelajari.
3)      Guru memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk berpendapat dan memecahkan masalah sambil membimbing dan mengawasi jalannya diskusi.
4)      Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mengemukakan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas dan mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapinya.
5)      Guru memberikan evaluasi guna menyamakan persepsi siswa lalu guru memberikan nilai dari hasil kerja kelompok siswa.
c.       Penerapan
1)      Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam kelompok.
2)      Guru merefleksi jawaban soal yang telah dikerjakan.
3)      Guru membumbing siswa untuk memperbaiki jawaban yang salah.
4)      Guru memberikan tugas yang akan dikerjakan secara individu untuk melihat daya serap perseorangan siswa.
d.      Penutup
1)      Guru menympulkan materi yang sudah dipelajari.
2)      Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3)      Observasi
a)      Oserver mengamati pelaksanaan model pembelajaran IPA interaktif oleh guru.
b)      Guru mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif  IPA.


3.      Evaluasi
Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan pada setiap siklus dengan memberikan tes tertulis.
4.      Refleksi
a.       Teman sejawat (Observer) menyampaikan hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif IPA.
b.      Tanya jawab seputar pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif IPA dan peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran .
c.       Merekomendasi hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.
F.       Metode Pengumpulan Data
1.      Sumber Data
       Yang terjadi sumber data pada penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas V semester ganjil SDN 3 Karang Bongkot Tahun Pelajaran 2013-2014.
2.      Jenis Data
      Adapun jenis data yang dikumpulkan pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a.       Data hasil observasi aktivitas siswa
b.      Data hasil observasi aktivitas guru
c.       Data hasil evaluasi belajar siswa


G.      Instrumen Pengumpulan Data
1.      Data pelaksanaan pembelajaran yang diambil dari lembar observasi guru yang dilakukan oleh teman sejawat (observer)
2.      Data dari siswa
Kemampuan aktivitas belajar siswa yang diambil dari hasil observasi dan hasil kerja siswa yang diambil dari lembar kerja siswa (LKS) pada proses pembelajaran.
3.      Hasil belajar siswa yang diambil dari nilai tes evaluasi pada setiap  akhir siklus.
H.      Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis hasil penelitian dilakukan melalui analisis. Deskriptif kualitatif melalui pendataan, analisis, dan pembahasan terhadap data yang diperoleh dengan mencocokan tingkat keoptimalan terhadap capaian indikator kinerja yang ada.
1.      Data kualitatif
a.       Data hasil belajar Siswa
1)      Data  hasil belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut:
Menentukan skor hasil belajar siswa secara klasikal dilakukan dengan menilai setiap deskriptor dari setiap indikatornya.setiap deskriptor pada penelitian ini pemberian skornya mengikuti aturan sebagai berikut:
a.       Skor 1diberikan jika x ≤ 25%
b.      Skor 2 diberikan jika 25% < X ≤ 50%
c.       Skor 3 diberikan jika 50% < X ≤ 75%
d.      Skor 4 diberikan jika X > 75%
e.       Dimana X = Prosentase siswa yang tampak menurut deskriptor (Nurkancana,1990)
Menentukan skor maksimal ideal (SMI)
Banyaknya indikator = 6
Skor maksimal setiap indikator = 4
Skor maksimal ideal (SMI) = 6 x 4 = 24
Skor minimal indikator = 6
2)      Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)
MI = ½ x (Skor maksimal + Skor Minimal)
MI = ½ x (24+6) = 1/2 x 30 = 15
SDI = 1/3 x MI
        = 1/3 x 15 = 3
Tabel 3.2 kriteria untuk menentukan aktifitas siswa berdasarkan skor standar.

Konversi
Interval skor
Kategori

 19,6  -   ....
Sangat aktif
  MI + 1,5 SDI
 16,6  -  19,5
Aktif
  MI + 0,5 SDI
 13,6  - 16,5
Cukup aktif
 MI-0,5 SDI
 10,6  -  13,5
Kurang aktif
 MI-1,5 SDI
 0       -  10,5
Sangat kurang aktif




b.      Data aktifitas guru
1)      Indikator prilaku guru pada penelitian ini penilaian nya mengikuti aturan berikut:
a)      Skor 4 diberikan jika semua(3) deskriptor yang tampak
b)      Skor 3 diberikan jika (2) deskriptir yang tampak
c)      Skor 2 diberikan jika (1) deskriptor yang tampak
d)     Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang tampak
2)      Analisis dan aktifitas guru menggunakan MI ( MEAN IDEAL) dan SDI (standar defiasi ideal)
MI = 1/2x(24+6) =1/2 x 30 =15
SDI = 1/3 x MI
=1/3 x 15 =3
TABEL 3 :Ktiteria untuk menentukan aktifitas guru berdasrkan skor standar.



Konversi
INTERVAL SKOR
KATAGORI

 19,6   -    ....
Sangat baik
  MI+1,5 SDI
  16,6  -  19,5
Baik
  MI+0,5 SDI
 13,6  -  16,5
Cukup baik
  MI -0,5 SDI
 10,6  - 13,5
Kurang baik
  MI – 1,5 SDI
 0   -   10,5
Sangat kurang baik







2.      Data Kuantitatif
a.       ketuntasan individu
Ketuntasan belajar secara individu dikatakan tuntas apabila siswa memperoleh nilai   65 dengan rumus:
b.      Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan pelajar belajar siswa secara klasikal dianalisis dengan rumus:
Keterangan:
KB      : Prosentase Ketentuan Belajar
P          : Banyak nya siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
N         : Banyak nya siswa yang hadir
I.         INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah  peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot dengan ketentuan sebagai berikut:
1.      Hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Karang Bongkot meningkat dan tercapai ketuntasan klasikal 85% dari siswa yang mendapat nilai ≥ 65.

nb:jika sobat blogger ingin selengapnya silakan sobat blogger tinggalkan emailnya di kolom komentar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar